Rasa penasaran tentang keingintahuan mencicipi rasa nikmat dari ziarah ke makam para wali seakan terjawab sudah. Plong rasanya. Ternyata banyak juga kesan yang hinggap di hati kecil ini dari perjalanan yang cukup melelahkan plus menyenangkan tersebut. Meski akhir perjalanan yang kami tempuh terasa ada yang hilang, namun kami semua sepakat bahwa perjalanan religi kali ini telah membuat kami ingin mengulangnya di saat-saat yang akan datang. Ziarah kemakam para aulia Allah tersebut telah sedikit membuka mata hati kami memahami tentang perilaku mereka yang senangdengan perjalanan religi napak tilas makam waliyullah.
Memang, dalam hati kami tidak memungkiri kalau sebagian masyarakat Islam sangatantipati terhadap amalan ziarah wali ini. Tapi kami juga sadar bahwa tanpa meneliti terlebih dahulu, sebuah prasangka negatif yang membabi buta mungkin justru akan membawa seseorang pada perilaku dzalim. Baik dzalim terhadap orang lain, maupun dzalim terhadap diri sendiri. Ziarah yang dilakukan oleh orang-orang beriman bukanlah sebuah perilaku syirik seperti yang sering diungkapkan sebagian saudara kita sendiri. Ziarah adalah amalan silaturahmi terhadap kebenaran sebuah kematian. Yang juga bisa kita maknai sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada para waliyullah ataswarisan Iman dan Islam yang sampai saat ini masih kita miliki.
Dengan berlindung kepada Allah dari godaan syetan dan mengawali langkah dengan kata bismillah, kami membaca ayat-ayatNya, mengumandangkan kalimat-kalimatthoyyibah, mengumandangkan shalawat nabi, mendo`akan arwah para syuhada, arwah orang-orang beriman, memohonkan ampun arwah kedua orang tua dan kerabat kami dan memohonkan hajat kami hanya kepada Allah swt, bukan kepada benda-benda atau sesuatu yang ada di depan mata kita. Dengan berusaha memenuhi semua permintaan Allah dan tetap pada keyakinan tauhidnya Allah swt, kami berharap mudah-mudahan syafaat Allah dan syafaat Rasulullah saw akan hinggap di kehidupan kami. Baik di dunia maupun kelak di akhirat nanti.
No comments:
Post a Comment